Selasa, 09 Oktober 2012

Memetik Kisah Lewat Pucuk Daun Teh


Aku “1 Mimpi butuh sebuah keyakinan, dan keyakinan itu harus didukung oleh paksaan untuk melangkahkan kaki ini “
Alhamdulillah, setelah 2 tahun memimipikan untuk menghirup kesegaran kesejukan dan dinginnya udara puncak, akhirnya akhir pekan lalu tepatnya 6 oktober 2012, pukul 03.30 wib diri ini serasa seperti dalam game, rasa enggan berhasil terkalankah oleh sebuah tekad dan kemauan yang tinggi. Tentu tidak bermodal niat saja namun juga satu langkah kaki ini, yang berhasil membangunkan diri dari rasa lelah, kantuk dan juga ketakutan. I’M SURE !!! Satu pintu telah terbuka. Sebagai tanggung jawab penghuni kontrakan muslimah, seorang perempuan yang ingin menjadi perempuan- perempuan yang shalihah selain dituntut menjalankan kewajiban akhirat juga menjalankan kewajiban duniawi, segera langkah kecil ini mendobrak semuanya, dilangkahkan untuk segera menjalankan kewajiban untuk memberikan sesuap nasi untuk kawan – kawan di kontrakan tempat tinggal, bermodal keyakinan dan bahan seadanya, akhirnya nasi pecel dan omelet organik pun tersaji di meja makan. I’M SURE!!! Dua pintu telah terbuka. Tak lupa untuk bersujud dihadapan Sang Pencipta, memanjatkan rasa syukur dan selalu berdoa agar mimpi- mimpi ini tak sebatas keinginan ataupun tulisan saja, yang paling penting tak lupa mendoakan Ayah, Ibu, Mbak ku tercinta dan saudara-saudara ku di jalan dakwah ini. Jalan di Ketawanggede tak seperti 10 jam yang lalu, yang berlalu lalang anak- anak rantauan yang sibuk mencicipi dari warung lalapan satu ke warung lalapan yang lainnya. Hanya sendiri dan ditemani sepedah motor S 4958 BB, disini rasa ketakutan mulai diuji belum lagi sampai di depan Malang Town Square terpampang Baliho acara berbau mistis Foto Mas Pocong, Mbak Kunti dan teman- temannya, mereka seperti bangga Foto keluarga mereka dipampang di depan pejalan kaki . I’M SURE !!! Tiga pintu telah terbuka. Ada hal yang terlihat seperti 3 bulan yang lalu, stasiun Kota Malang terlihat seperti pasar yang sedang diskon 75 %, subhanallah belum terdengar adzan subuh para penumpang begitu sabar menunggu giliran pembelian tiket kereta. Belum sampai di rumah Mbak, di depan gang rumah Mbak berdiri 2 orang pemuda sambil menikmati hisapan- hisapan puntung rokonya, bukan rasa takut yang bersemayam dipikiran ini tapi rasa kesal kenapa pagi- pagi sudah mencemari udara dengan asap- asap rokonya, akhirnya dengan santailah meminta ijin untuk memasuki gang, “Nyuwun sewu mas,.”. Berangkatlah dengan membonceng Mbak dengan kecepatan xx , menebus fajar dan dinginnya udara, subhanallah para Bapak, Ibu, Kakek, Nenek “tak ada pemuda” disini berjalan menuju surau. Dan adzan pun berkumandang, roda motor kembali menepi dan bersegera menjalankan kewajiban seorang muslim, hanya ada 1 shaff perempuan dan tak jauh beda dengan apa yang ku temui di jalan tadi permpuan yang sudah dipanggil ibu dan neneklah yang mengisi shaff. Usai shalat mulailah melanjutkan perjalanan, berharap semoga bisa menikmati Sun Rise diatas puncak. Jalan untuk mecapai tujuan seperti yang sudah terbayangkan - naik turun – Hal yang biasa seperti saat perjalanan ke Kota Batu, namun ada jalan yang likunya sanagat tajam tak jauh beda dengan Gungun Gumitir- Jember. I’SURE !!! Empat pintu telah terbuka. Bergaya seolah seperti Lorenzo tikungan tajam itu pun berhasil terlewati. Walaupun sepanjang jalan terpampang papan menuju lokasi namun masih ada kekhawatiran akankah ini tersesat, Subhanallah,… akhirnya sampai. Hamparan tanaman Teh berhasil menghijaukan pikiran J dan sangat sejuk, mungkin hal yang biasa bagi orang yang tinggal di puncak tapi bagi orang yang termibasa tinggal dengan asap kendaraan bermotor akan menjadikan amazing bisa menikmati kesejukan dan keindahan tempat ini. Ya,. Argowisata Wonosari yang sebenarnya masih tutup , namun petugas mengijinkan masuk dan mengratiskan tiketnya, mungkin karena kedatangan yang tidak sewajarnya pukul 04.45 WIB waktu Lawang- Malang atau mungkin karena seperti penduduk disana yang lengkap dengan sarung tangan. Terlihat para petani berbondong- bondong menuju lokasi tempat brifing pagi, dan berbunyilah sirine yang menandakan petani harus ke lokasi petakan- petakan tanaman teh masing- maisng. Bersama Sang Matahari yang akan menampakan rona kecerahannya aku dan Mbak ku akhirnya bisa menikmati Sun Rice dengan ditemani beberapa gorengan yang dijula hanya Rp 500 , Subhanallah,. Sungguh pagi yang indah Hangat dan bersahabat, tidak hanya hamparan tanaman teh yang berhasil mensejukan tubuh ini namun aroma cemara yang berderetan sepanjang jalan. Membuat pikiran ini menambah 2 impian lagi, akan segera kembali disini mengajak saudaraku yang sedang jenuh dengan permasalahan dakwah serta jenuh karena kemacetan di kampus yang setiap tahunnya semakin macet dengan pengguna roda dua atau empat dan impian kedua bisa tinggal di daerah yang seperti ini. Alhamdulillah waktu satu jam cukup untuk menikmati keindahan perkebunan  teh ini, bermodal Rp 5000 akhirnya bisa menikmati kebun teh. Selanjutnya kembali ke tempat perantauan ku, Malang I’M COMING because I’M READY , I’M SURE..

Stasiun Kota Baru Malang Sabtu,6 Oktober 2012 Pukul 03.35 Tak ada alasan untuk sebuah kemalasan, semuanya bisa dilawan asalkan niat dan satu langkah untuk bergerak 

 
Pucuk daun yang muda akan dimanfaatkan, seperti genarasi muda yang diharapkan bermanfaat untuk bangsa ini
 Tenggelam diantara tanaman teh*terlihat kecil, masalah akan terlihat kecil jika kita yakin kita bisa menyelesaikannnya, dan yakin Allah akan menolong melalui saudara-saudara kita disekitar, jaga selalu Ukhuwah ini
 Sepatu yang akan membawa langkah kaki ini untuk meraih impian, sebuah mimpi akan hilang begitu saja saat kita tidak mau melangkah
 Kebun teh di Malang- Jawa Timur, Bandung ? I'M SURE.. !!! - melihat bersama keluarga -
 Matahari akan datang pada saat yang tepat dan melaksanakan tugasnya sebagai sumber energi, belajar menghargai waktu dan menerima serta melaksanakan amanah sebaik mungkin

 Alhamdulillah, walau hanya mimpi yang tidak begitu besar "sederhana", tapi whatever lah. It's amazing, sebagai tangga untuk membuka pintu meraih mimpi- mimpi yang lebih besar