Jumat, 31 Januari 2014

Keberanian Untuk Sebuah Hasil



Kritikan, saran, pujian, senyuman dan tangisan dari orang tua, dosen, saudara, sahabat atau teman akan melatih kita untuk lebih dewasa, namun yang paling besar adalah sikap kemandirian dari diri kita. Tidak ada hasil tanpa adanya tindakan, entah hasil tersebut akan membuat kepusan ataupun ketidak puasan dari diri kita. Dan adapun tindakan yang kita pilih, entah kita akan diam menunggu sebuah hasil atau bergerak.

Tepat bulan Oktober tahun lalu, saya harus sering mengunjungi salah satu Bank di Brawijaya. Saya mendapatkan kabar dari Ketua Tata Usaha Jurusan Biologi karena saya belum mengumpulkan bukti pembayaran KKN (Kuliah Kerja Nyata).  What??? Saya akan diam dan menerima pernyataan dari TU Biologi? Atau menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya? Atau memilih jalan yang berat, bergerak untuk menyelesaikan persoalan ini? . Hehehe, pekan pertama masih saya abaikan. Namun, ketika Ibu IDA/ Kepala TU Biologi memanggil saya ketika hendak memasuki ruangan kuliah. Aish,.. dari mana Ibu ini tahu kalau saya mahasiswa yang memiliki nama terpampang di papan pengumuman. Dengan pelan Beliau (Gaya khas seorang ibu mendidik anak kandungnya) menjelaskan pentingnya bukti pembayaran tersebut.  Baik Ibu, sepulang kuliah ini saya akan memiminta copy bukti pembayaran ke Bank dan besok akan saya haturkan ke Ibu :D . Towweeng …
Seperti saat menjahit, ada kalanya jarum akan masuk dan keluar, ada kalanya pula benang untuk menjahit habis dan harus disambung agar hasil jahitan bisa terselesaikan. Namun, sering juga terasa sakit ketika tak sengaja tertujuk jarum. Kehidupan saya juga demikian kadang saya merasa percaya diri sehingga saya berani untuk mengeluarkan pendapat atau bahkan omong kosong saya. Kadang pula saya bersembunyi merasa takut dengan sebuah hasil yang menegcewakan atau bahkan kemalasan saya. Terasa sakit ketika ada saudara saya yang menangis karena sebuah problema atau bahakan karena saya mendapatkan kritikan dari seseorang. 
Dari pihak Bank yang bersangkutan, tidak bisa langsung memberikan karena transaksi yang dilakukan sudah terlalu lama, jadi harus menunggu waktu beberapa hari. Saya tinggalkan nama, no hp, nim, alamat kost, tanggal transaksi, waktu transaksi, nominal rupiah dan tujuan transaksi saya. Mungkin ini akhibatnya ketika saya hanya mementingkan sebuah hasil, saya merasa sedikit kecewa dengan seseorang yang menghilangkan bukti pembayaran saya. Karena hasil yang saya dapatkan hari itu Nihil maka dengan emosi kemarahan munculah perasaan kesal itu. Saya ceritakan kronologi sebenarnya ke Kepala TU jurusan, sedikit ada tangisan dari saya ketika satu bulan saya mendapatkan sms “Maaf, Saudari Nurizza kami dari pihak Bank ….. tidak menemukan nama anda pada tanggal, waktu tersebut. Mohon priksa kembali tanggal, waktu dan teller saat pemabayaran” Karena posisi saya saat mendapatkan sms tersebut sedang berada diperjalanan menuju Surabaya jadi saya tidak bisa langsung kembali ke Bank untuk memastikan kembali. Akhirnya keluarlah keputusan dari TUJurusan, meminta saya agar membayar kembali sebagai solusi terakhir. Woow.. bukan masalah nominalnya, tapi apa tidak terlalu mubadzir ketika saya membayar dua kali lipat pembayaran KKN :D. Oke saya kembali ke Bank, tapi sebelumnya teman saya menyarankan untuk membicarakan ke Dosen Koordinator KKN. Yaahh .. Dosen saya meminta saya untuk mecari teman saya. Aduuuh,. Bener juga sih tapi dengan meminta tanggung jawab ke teman saya apa akan terselesaikan??? Pasti teman saya akan dimita untuk membayar uang KKN saya, sebagai tanggung jawab. Terlalu mubadzir bagi saya, akhirnya solusi terakhir dari Dosen saya untuk mendatani langsusng ke Pimpinan Bank tersebut. Okelah detik – detik memasuki Bank. Saya menyiapakan catatan kecil yang mau saya bicarakan dengan Pimpinan Bank tersebut. Lagi dan lagi hasilnya Nihil, saya diminta untuk menunggu. Serasa meminum obat. Saya rutin mengunjugi Bank tersebut, sambil merasakan sofa yang empuk, rauangan berAC dan FTV SCTV.

Saat mahasiswa berceloteh di media sosial karena gangguan SIAM UB. Beberapa teman saya, memeberikan pesan ke saya “ Za,. Kelompok kita dapat nilai A tapi kok di nama mu belum ada nilanya ya”. “Assalamu’alaykum wr.wb. Nurizza … gmn kabar? Aq liat di rekapan nilai di Jurusan kok nilai KKN mu gak keluar za? Belum selesai ta za urusan k Banknya?”. “Nuriizza,. Kenapa nilai KKN mu belum keluar”. Haii.. haii.. posisi senadang Field Trip terganggu saat mendapatkan beberapa info terkait nilai saya yang tidak keluar. Gimana IPK semester ini?SKS semester depan? Apa saya harus bayar lagi? Atau ada solusi lain?. Mau lihat SIAM?? Lagi ada gangguan.. mau telephone teman untuk memastikan?? Lagi ramai ramainya di kendaraan umum. Skip.. Keesokan harinya saya merasa putus asa untuk mengunjungi Jurusan. Tapi karena rasa rindu dengan teman saya, akhirnya dengan arah yang sibuk melihat foto dari field trip saya masuk ke Ruang Baca dan bertemu teman saya. Amaann… Saat mendengar adzan dan bersegera untuk shalat. Teman teman saya sengaja memanggil nama saya saat melewati ruang TU. Waahh … masih belum siap kalau harus menjawab pertanyaan dari Ibu Ida. Hari berikutnya juga saya hanya menghabisakan waktu untuk hal lainnya. Ketika melewati Ruang TU saya menyibukkan diri dan mempercepat langkah. Ini lah hasilnya ketika tidak ada tindakan yang benar, nilai saya tetap tidak akan berubah. Mengambil tindakan untuk menghubungi teman saya agar bertanggung jawab? Mendatangi bank lagi? Menagis ke TU/ Dosen atau bahkan Kajur untuk tidak memepermasalahkan bukti pembayaran tersebut? Atau bahkan menerima nilai kosong. Saatnya saya menghapus semua itu. Saya takut, cemas dan kesal, perasaan negatif itu membuat keberanian semakin tertimbun. Inilah manfaat saya memilih bersahabat dengan orang yang tidak sibuk dengan urusan duniawi. Ketika saya mencurakahan curahan hati saya ke Sang Pencipta muncul sebuah ide untuk mengkonsultasikan ke Pembantu Dekan I. Alhamdulillah, Ya Allah .. Nahh loo ketika sebuah ide sudah terikat tapi rasa kepercayaan diri terlepas. Teringat ketika beberapa hari memeberikan taujih salah satu mutarobbi tentang seorang muslim itu harus percaya diri. Wuih.. ringan ternyata ketika hanya menyampaikan dan berat ketika melaksanakannya. Okee hari pertama saya hanya berani duduk diantrian dengan mahasiswa lain untuk bertemu dengan Bapak Ari. Aduh.. hanya bertemu saja saya merasa bingung, takut dan malas. Hari keduanya saya siap dengan persiapan  yang saya bawa sebuah buku, untuk menjaga kejenuhan mengunngu antrian untuk konsultasi. Dingdong … tidak ada mahasiswa yang duduk di ruang tunggu. Dengan satu kalimat “ Bismillah Ya Allah, Keberanian untuk sebuah hasil “ saya masuk dan ..Dingdong lagi… Beliau sangat ramah, Lets Go.. setelah mendengar kronologi cerita saya. Beliau dengan menyebut nama saya (Serius, saya suka dengan kepemipinan yang seperti ini) mengantarkan saya ke seorang wanita yang mengurusi bagian keuangan di Fakultas. Slip, Slip … mungkin Si Mbak lagi ada masalah dengan seseorang jadi saya sempat kena kritikan pedas. Pelajaran lagi, ketika saya akan belajar keramahan dari Bapak PD I dan siap melayani siapa saja tapi ketika tidak tahan dengan sebuah kritikan tampaknya saya akan menajdi Akhawat Cengeng. Jadi, bukan hanya jiwa perhatian yang tinggi saja atau keramahan saat bertemu dengan seseorang tapi juga harus tahan dengan sebuah kritikan, tidak ada kritikan yang pedas sebuah kritikan adalah nasihat secara tidak langsung agar kita lebih baik kedepannya. Alhamdulillah Ya Rab,. Setelah saya mendapat note tembusan dari bagian keuangan Fakultas saya memberikan ke Ibu Ida agar nilai KKN saya bisa diproses dan inilah sebuah hasil dari pengorbanan selama empat bulan ini. Tidak ada lagi sms dari Teller Bank, JBUB Center, tundukan ketika melewati ruang TU Jurusan, tidak ada yang dirugikan baik pihak teman saya dan saya (tidak ada pembayaran dua kali :D). Mengambil sebuah hikmah dari sebuah permasalahan agar lebih dewasa. Karena kedewasaan itu mandiri, maka diri sendirilah yang menentukan. Bertindak untuk diam atau bergerak. Namun tindakan untuk keberanian bergerak adalah yang terpenting untuk sebuah hasil. Entah hasil itu mengecewakan atau tidak. Percayalah itu yang terbaik. Menikmati sebuah proses dan mengambil sebuah hikmah dari proses menuju hasilnya. “ Keberanian untuk Sebuah Hasil” dan  tidak ada keberanian tanpa tindakan.

Minggu, 19 Januari 2014

Karena Kita Ukhuwah ...

Jangan merasa pribadi yang baik, kalau orang disekitar kita belum merasa nyaman dengan kita“


Ukhuwah tak mengenal kesudahan, ia mengiringimu dalam hidup sebagai penyejuk, menyepa mu dalam kesendirian yang melelahkan, menjaga mu untuk tetap dalam senyum perjuanagan”

Arti kata ukhuwah sendiri adalah persaudaraan.  Bolehlah diri ini mengatakan kalau ikatan ukhuwah lebih dekat dari pada teman. Teman akan datang memotivasi ketika kita jatuh dari persoalan dan tidak mampu memecahkan persoalan itu. Apalagi seorang saudara? Ketika mendengar saudaranya terjatuh dari persoalan? Apakah seorang saudara akan membiarkan? Atau akan menjabat tangan dan membantu berdiri saudaranya dari permasalahan. Saudara seyogyanya datang sebagai penyejuk memotivasi dan membantu memecahkan persoalannya. Aku bukan yang terbaik ketika ada saudara ku yang meninggalkan lingkaran dakwah ini, aku memilih untuk tidak menyapanya? Menanyakan kabar keimanannya? Atau kabar mad’unya? Tapi dalam doa ini tak hentinya aku menyebut nama mu agar, kamu selalu diberi keistiqomahan untuk membela agama ini.

Ukhuwah adalah persaudaraan yang kekal,ia tidak mengenal kejenuhan, ia selalu punya sesuatu untuk dibagi, meski itu hanya sebuah nasehat, ataupun selaksa doa yang tak nampak “

Ukhuwah karena keimanan, aku yakin shalat kalian tepat waktu, ODOJ kalian juga selalu akan menambah ketika satu juz sudah terlewati, pun semangat untuk berdakwah kalian. Tapi jujur, aku merasa nyaman ketika bersama teman – teman ku yang asyik dengan catalog- catalog make up ataupun pakaian. Aku merasa diperhatikan dengan mereka, usulan atau ajakan baik ku selalu didengar begitupun curahan hati ku. Sampai aku berfikir kapan aku mendapat pesan dari kalian yang menanyakan bagaimana amal yaumi ku hari ini? Sejenak aku melamunkan. Aku bukan juga saudara yang baik? Ketika saudara ku tiba – tiba pergi tanpa ada kabar, aku malah sibuk untuk mecari saudara yang baru agar menggantikannya. Tanpa aku menanyakan alasan dia meninggalkan kami. Tanpa adanya nasehat yang bisa aku bagi. Saat saudaraku merasa jenuh apa yang aku lakukan? Aku tak tahu kapan, dimana kamu mulai merasakan kejenuhan? Itulah persaudaraan tidak hanya berbagi masalah kesibukan dunia organisasi dengan bumbu bumbu sebuah emosi kekecewaan saja. Tapi juga harus berbagi  saat dimana kita merasa senang dan merasa jenuh. Karena persaudaraan kita kekal.

Ukhuwah menguatkan yang lemah, menghubungkan yang terpisah, menghimpun yang berbeda, menghormati yang tersakiti dan menjaga dengan saling menasehati”


Itukah kawan sekilas perasaan hati ku tenteng ukhuwah, kedepannya tak ada lagi batasan kita untuk menanyakan kabar dan kita harus menghapuskan kejenuhan saat kita bertemu. Tapi tetap ada batasan interaksi yang menjadi pedoman kita agar lebih baik. Aku mencintai kalian karena Allah SWT. Coretan crayon kuning agar hati kembali terang dan siap menyambut kalian dimanapun dan kapanpun.


Sumber gambar : http://baltyra.com/2013/12/31/baltyra-tanda-damai-dan-persaudaraan

Selasa, 14 Januari 2014

Lirik Lembaran Baru

Nasyid : Lembaran Baru
Ali Sastra 

Kubuka mata kubuka hati
 
Mencari makna kata sanubari
 
Tentang apa yang tlah terjadi
 

Kubuka mata dan kulangkahkan kaki
 
Mencari semua ketenangan dalam diri
 
Kugantungkan hanya pada MU
 

Langkahku untuk lebih baik
 
Tak semudah kejapan mata
 
Kadang hati terbolak balik
 
ou woo...
 
Ketika aku terjatuh
 
Ku tak akan mengeluh
 
Ada TUHAN Yang SATU
 
DIA lah tempat Mengadu
 
Hari-hari yang lalu sudahlah berlalu
 
Hari ini hariku buka Lembaran Baru

Buat yang ngerasa lagi jatuh atau jatuh banget. Mungkin lagu ini dapat dijadikan inspirasi. Keluhakan semua itu bukan di sosial media. Mulailah mencoba untuk mengelukan kepada Allah SWT. Perpanjang sujud malam dan keluhkan semua keletihan hidup saat ujian datang dimana kita merasa tak mampu menyelesaikan. Percaya, Allah SWT tidak akan menghapus masalah itu TAPI lebih luar biasa Dia akan menguatkan hati dan raga mu agar kamu menjadi muslim yang kuat yang mempu mengemban setiap amanah dan dapat memecahkan setiap persoalan dengan baik. Semogga kita senang tiasa dikuatkan langkah kita menuju Jalan Kebaikan yang mengantarkan kita bertemu di Firdausi. Aamiin. Karena perubahan itu sangatlah mudah namun keistiqomahan untuk selalu berbuat baik sangat susah.

Terima Kasih Kang Ali Sastra
Download Nasyid : https://soundcloud.com/ali-sastra
Sumber : twitter @AliSastra


Memotivasi crayon ini agar selalu membuka lembaran dan mencoretkan dengan coretan tawakal, doa, syukur, ikhlas dan sabar agar gambar ini terselesaikan dengan indah ketika melihatnya di Surga.

Senin, 13 Januari 2014

Amanah Hanya Karena Allah SWT

17-12-2013 Bandara Soekarno Hatta 17.38 WIB

Tas punggung hitam lekat bersahabat dengan jaket rohisnya dan sandal gunung yang bersahabat menuju langkah kebaikannya sudah tidak asing lagi untuk ku melihat penampilannya. Mengemban ilmu di Kota Bogor, membuatnya berubah lebih baik sedikt demi sedikit. Denyutan jantung ini sangat terasa saat mendengar ceritanya. Banyak ujian keimanan yang harus dia alami, kunci keistiqomahannya adalah tangisan disetiap malamnya. Sujud, rukuk dan doa yang lebih panjang diatas sajadah yang telah ia bentangnya. Bukan karena desahan angin malam yang terasa lebih dingin yang membuat raganya merasakan kesakitan seperti tertusuk tusuk, namun karena ia merasakan sakitnya membawa tajamnya dosa – dosa yang dia lakukan saat siang hari.
Kekosongan agenda saat tidak ada kuliah, syuro/musyawarah, mengajar di lembaga bimbingannya ataupun saat tidak ada halaqoh, terbuang dengan candaan yang kadang membawa cerita yang fiksi entah di dunia nyata atau maya. Kesempatan yang semestinya dapat digunakan untuk mendekatkan diri dengan Nya hanya berlangsung ketika kewajiban sujud dengan Nya. Itulah penyebab rasa sakitnya karena kelemahan imannya, bukan karena nilai kuliah yang buruk atau uang kiriman yang menipis. Saat nilai kuliah keluar dengan predikat baik, saat uang kiriman datang dengan jumlah yang lebih dan saat organisasi yang dia pimpin menjadi pilihan pertama para mahasiswa baru di kampusnya. Dirasa sangat memuaskan pasti bagi semua orang yang sebelah mata memandangnya, namun berbicara mengenai hati. Dia selalu merasakan sakit ada kegelisahan yang seolah tidak ada pagi dan siang, semua terasa redup ataupun gelap tidak ada cahaya sedikitpun yang bisa menerangi hatinya. “ Kenikmatan dunia “ dia katankan. Baru akan sujud lebih lama ketika nilai kuliah keluar dengan predikat kurang, atau orang tua yang sudah tidak sanggup mengirim uang bulanan atau merasakan kesendirian di organisasi. Disaat hambanya terlena dengan kenikmatan dunia dan lupa untuk mengucap asmaNya, Allah SWT tidak mengingatkan dengan mencabut kenikmatan itu. Tapi dengan hati nya lah Allah SWT mengingatkannnya, kegelisahan atau kedengkian perasaan yang ditimbulkan saat aktivitas kesehariannya membuat ketidak nyamanan seolah merasa sakit tapi raga sehat.

17-12-2013 Bandara Soekarno Hatta 18.15 WIB

Al Quran Kecilnya yang diambilnya dari tas punggungnya dibuka dan mulai dibaca perlahan. Mata yang melekat diantara bingkai kaca hitamnya begitu fokus membaca ayat ayat cinta Nya. Apa yang dia tunggu akhirnya datang, seolah senja tak ingin terganti oleh malam, kita bersua hanya begitu saja. Senyum keikhlasan dan pancaran keimanannya begitu nampak ketika mengucapkan salam perpisahan. Wajah yang mulai keriput ini tersadarkan oleh pesan yang disampaikan lewat senyumnya itu. "Manfaatkan waktu untuk mengingat Allah kawan, dimana dan kapanpun kau berada".


Bukan dia yang menjadikan aku berubah saat ini, tapi dia yang mengingatkan untuk berubah. Mari kita k
erjakan rutinitas kita dengan selalu menginat Allah SWT. Dan manfaatkan waktu luang untuk ODOJ One Day One Juz..